WELCOME TO BLOG HMJ ADMINISTRASI BISNIS POLNES

Rabu, 08 April 2015

Mengisi Waktu Luang ke Kaltim Post

Jurusan Administrasi bisnis Politeknik Negeri Samarinda, Untuk mengisi waktu luang melakukukan kunjungan Jurnalistik and Pers dimana ini adalah salah satu Proker yang ada di daftar kinerja Hmj, dan kegiatan itu adalah kegiatan ke 6 yang di selenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Administrasi Bisnis, sebanyak 50 Mahasiswa pun antusias untuk ikut berpartisipasi dalam acara ini,
Rombongan di sambut Redaktur Kaltim post Wawan Lastiawan, Diskusi pun berlangsung santai tentang Proses pembuatan koran lalu di ajak mengunjungi ruang kerja Redaksi dan Mesin cetak Kaltim Post


Kamis, 22 Januari 2015

Hay Guys... Gimana kabar kalian semuanya nich, Semoga baik-baik saja.
ayo ikut partisipasi dalam Skill Competition and Festival di acara Pekan Raya Administrasi Bisnis Polnes 2015 yang akan dilaksanakan pada tanggal 9-14 Februari 2015


buruan daftarkan diri kalian dalam lomba :
- Typing Speed
- Festival Band
- Modern Dance
- Fashion Business
- Selfie and groufie
- bazaar umum
Formulir pendaftaran dapat di Download di link yang berwarna Biru di bawah ini, atau di sekretariatan HMJ AB Polnes, Jl. Ciptomangunkusumo, kampus gunung lipan,


Waktu pelaksanaan
Ketentuan Lomba
Formulir Band

dan Untuk Formulir
1. Typing Speed
2. Dance
3. Fashion
4. Bazzar
5. Selfie&Groufie

Silahkan Download

Dan yang mau tanya-tanya?? hub CP dibawah ini :

Hayunni                 0857-5494-6668
Wii Dewi Sartika   0822-5030-4924
Wahyu                  0853-4756-8518
Syaiba                   0823-5383-4121
Nining ABem        0852-4624-2282

PEKAN RAYA ADMINISTRASI BISNIS, (Mantap Wall)

Jumat, 05 Desember 2014

Definisi Kepemimpinan

Definisi Kepemimpinan


Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan, misalnya dari perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka. Stogdill (1974: 259) menyimpulkan bahwa terdapat hampir sama banyaknya definisi tentang kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah mencoba mendefinisikannya. Lebih lanjut, Stogdill (1974: 7-17) menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai konsep manajemen dapat dirumuskan dalam berbagai macam definisi, tergantung dari mana titik tolak pemikirannya. Misalnya, dengan mengutip pendapat beberapa ahli, Paul Hersey dan Kenneth H Blanchard (1977: 83-84) mengemukakan beberapa definisi kepemimpinan, antara lain:

* Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George P Terry)

* Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum (H.Koontz dan C. O'Donnell)

* Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan (R. Tannenbaum, Irving R, F. Massarik).

Untuk lebih mendalami pengertian kepemimpinan, di bawah ini akan dikemukakan beberapa definisi kepemimpinan lainnya seperti yang dikutip oleh Gary Yukl (1996: 2), antara lain:

* Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi (Katz dan Kahn)

* Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan (Rauch dan Behling)

* Kepemimpinan adalah proses memberi arti terhadap usaha kolektif yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacobs dan Jacques)

Menurut Wahjosumidjo (1984: 26) butir-butir pengertian dari berbagai definisi kepemimpinan, pada hakekatnya memberikan makna :

* Kepemimpinan adalah sesuatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan.

* Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri

* Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, bawahan dan situasi.


Dari berbagai definisi yang ada, maka dapat dikatakan bahwa Kepemimpinan adalah
* Seni untuk menciptakan kesesuaian paham
* Bentuk persuasi dan inspirasi
* Kepribadian yang mempunyai pengaruh
* Tindakan dan perilaku
* Titik sentral proses kegiatan kelompok
* Hubungan kekuatan/kekuasaan
* Sarana pencapaian tujuan
* Hasil dari interaksi
* Peranan yang dipolakan
* Inisiasi struktur

Berbagai pandangan atau pendapat mengenai batasan atau definisi kepemimpinan di atas, memberikan gambaran bahwa kepemimpinan dilihat dari sudut pendekatan apapun mempunyai sifat universal dan merupakan suatu gejala sosial.

Rabu, 12 November 2014

IQRA’... BACALAH...!


  Muhammad diangkat Allah menjadi Nabi di usia 40 tahun.  Namun sebelumnya ia telah melakukan ibadah dalam bentuk merenung, berpikir dan berijtihad tentang kekuasaan dan keagungan Sang Pencipta.  Tentu saja hanya sebatas yang dapat dijangkau oleh akal pikirannya.

Telah menjadi kebiasaan orang Arab pada masa itu, pada masa itu, para ahli pikir seringkali melakukan khalwat setiap tahun atau pada waktu-waktu tertentu.  Berkhalwat adalah menjauhkan diri dari khalayak ramai dan merenung di sebuah tempat yang demikian itu disebut tahannuts (bersemedi).

Muhammad seringkali bertahannuts atau berkhalwat untuk beribadah, yakni dengan perenungan, tafakur dan berijtihad.  Tempat ang dipilihnya adalah sebuah goa di wilayah gunung Hira.  Orang lebih suka menyebutnya Goa Hira saja.

Seperti biasanya Muhammad tak pernah menyia-nyiakan kesempatan di bulan Ramadhan.  Setiap bulan itu, ia menghabiskan waktunya untuk bertahannuts di goa tersebut.  Tinggal di sana begitu lama dengan bekal yang tidak terlalu banyak.  Dalam kesendirian bebas dari keramaian, ia tekun merenung dan beribadah.  Ini dilakkukan semata-mata untuk mencari kebenaran.  Kalau sudah berkhalwat seperti itu, ia benar-benar lupa akan dirinya sendiri, lupa makan dan lupa segala nafsu serta keinginan.  Bahkan tak lagi tertarik dengan duniawi.

Mengapa ia melakukan khalwat seperti itu? Muhammad sadar bahwa kebenaran yang didambakan tidak dapat ditemukan dalam cerita-cerita yang disampaikan kaum pendeta atau ditulis dari tangan para rahib. Baginya, kebenaran hanya dapat dicapai di alam wujud dan seisinya, seperti menyaksikan langit dan bintang gemintang di sana, bulan dan matahari berputar teratur.  Di mana pada saat-saat tertentu tampak hanya akan didapat dari balik kebesaran ciptaan itu.  Ia harus mencari rahasia-rahasia di balik alam yang disaksikannya, direnungkan dan dipikirkannya.

Berkhalwat sudah menjadi bagian hidup Muhammad.  Dalam keheningan ia mencari-cari jalan hidayat.  Di dalam merenung ia mencari jalan untuk menemukan kebahagiaan bagi semua orang, yakni untuk mengeluarkan mereka dari kebathilan berlarut-larut.  Semua itu dilakukannya bukan untuk menjadikan dirinya sebagai dukun atau ahli nujum.

Jika bulan Ramadhan telah berlalu, ia kembali ke tengah-tengah keluarganya untuk melanjukan rutinitas kehidupannya.  Ternyata kebiasaan berkhalwat semakin membuat akhlak Muhammad menjadi lemah lembut dan meningkatkan cinta kasihnya kepada sesama, lebih-lebih kepada yang lemah.  Kerendahan hati Muhammad membuat orang lain jadi terpukau.  Maka tidaklah heran jika masyarakat Mekkah menghormatinya.

Meskipun Muhammad termasuk keluarga terhormat dan kaya –karena beristri khadijah- tetapi sama sekali ia tidaklah sombong.  Ia tidak membatasi diri dalam pergaulan.  Terhadap orang kecil dan miskin, ia mau bertegur sapa.  Biasanya, ia mendahului mengucapkan salam pada setiap orang berpapasan jalan dengannya.  Kepada yang tua ia memberi hormat dan santun, kepada yang muda dan kecil ia lembut berkasih sayang.
Muhammad telah mencapai usia 14 tahun.  Jiwanya cukup matang.  Ibarat padi, semakin tua semakin berisi, semakin berisi semakin merunduk.  Itulah Muhammad.

Diusia inilah Allah mengetahui bahwa Muhammad telah siap dan sanggup mengemban tugas-tugas yang berat dan mulia.

Suatu ketika datanglah bulan Ramadhan kembali.  Seperti biasanya, Muhammad meninggalkan keluarganya.  Ia berbekal seadanya menuju Goa Hira untuk berkhalwat.

Kakinya terus melangkah, meuju ke luar kota Mekkah ke arah timur.  Kurang lebih tiga mil dari Mekkah terdapat sebuah gunung.  Di gunung itu terdapat sebuah goa.  Dari jauh ia telah menatapp gunung yang tegak kokoh. Tak ada tanaman apa pun yang tumbuh di sana.  Seluruh pemandangan yang tampak hanyalah bebatuan.  Tempat itu jarang didatangi orang.

Untuk mencapai puncak bukit itu, Muhammad harus menempuh perjalanan yang sulit.  selama dua jam ia mendaki dengan susah payah.  di puncak itu sangat sunyi.  sunyi sekali.  yang terdengar hanyalah desran angin, kadang-kadang senyap sama sekali.

Muhammad berdiri memndang alam sekitarnya.  betapa agung sang pencipta yang menciptakan segala keindahan.

Rabu, 22 Oktober 2014

Pentingnya Ikut Organisasi Bagi Mahasiswa


Menjadi seorang mahasiswa bukanlah hal mudah, namun bisa dipermudah jika kita mau untuk menjalaninya dengan baik. Caranya, kita harus menjalankan kewajiban kita sebagai mahasiswa dengan semestinya. Menjadi mahasiswa jangan hanya sebatas mahasiswa biasa. Kita harus mengikuti arus pergaulan kampus, tentunya pergaulan yang memberikan dampak positif bagi perkuliahan kita.


          Di kampus, kita harus bisa membiasakan diri untuk menunjukkan rasa sosial yang tinggi. Itu semua bisa diwujudkan dengan bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus. Disana kita bisa menunjukkan bahwa kita mampu memberikan dampak yang baik di lingkungan kampus. Kita harusnya bisa menjadi contoh bagi rekan-rekan kita yang lain maupun junior yang akan bergabung nantinya.Organisasi merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan mahasiswa yang menimba ilmu di kampus. Organisasi sebetulnya sangat penting untuk kebaikan kita sebagai mahasiswa, namun kesadaran berorganisasi itu sangat minim dewasa ini. Sudah semakin berkurang tampaknya mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus. Padahal, dengan berorganisasi kita mampu menemukan jati diri kita sesungguhnya sebagai kaum intelektual. Tidak hanya sekedar duduk dan mendengarkan dosen memberi perkuliahan, tetapi kita juga bisa merasakan kepuasan menjadi seorang pemimpin pada sebuah organisasi.


     Dalam berorganisasi, kita bisa mengenal dunia kampus lebih luas. Misalnya, kita adalah seorang mahasiswa yang tidak terbiasa dengan pidato ataupun sering gugup ketika berbicara di depan orang ramai, dengan berorganisasi kita akan dibina untuk hal itu. Setidaknya, keluar dari organisasi tersebut kita mampu untuk berbicara secara terbuka di depan orang banyak. Aspek utama yang harus kita miliki dalam berorganisasi yaitu mental. Jika kita sudah punya mental untuk berlabuh pada sebuah organisasi, maka akan mudah bagi kita untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. Setelah itu barulah kita melaksanakan pembinaan dalam organisasi tersebut dengan baik. Berbeda dengan orang yang tidak pernah berorganisasi, jangankan untuk berbicara di depan orang ramai, berdiskusi dengan ruang lingkup yang kecilpun tidak sanggup rasanya untuk berpendapat.


      Betapa pentingnya organisasi tidak mampu kita ukur secara formal, namun bisa kita rasakan dengan perasaan. Dahulunya kita hanyalah seorang yang pendiam dan jarang bergaul, setelah mencoba untuk berorganisasi maka kita bisa untuk mengeluarkan pendapat dan berbicara dengan tenang. Kita tidak lagi merasakan gugup atau gemetar melihat kumpulan orang yang akan mendengar apa yang akan kita ucapkan.

Penulis sendiri dahulunya tidak memiliki skill untuk berbicara sedikitpun. Namun, setelah merasakan hidup berorganisasi, maka terasa sangat membantu disaat perkuliahan. Biasanya penulis hanya duduk-duduk dan mengobrol di belakang, namun setelah berorganisasi penulis lebih tertarik untuk duduk di bagian depan dan bertanya jawab dengan dosen bersama teman-teman lainnya. Itulah kira-kira gambaran yang mungkin bisa memotivasi mahasiswa di lingkungan kita ini memanfaatkan organisasi agar mampu menemukan jati dirinya sebagai mahasiswa.



      Seorang mahasiswa akan mengarungi perjalanan panjang untuk meraih mimpinya sebagai seorang sarjana, kemudian mendapatkan pekerjaan yang layak tentunya. Begitulah kira-kira keinginan semua mahasiswa yang berjuang keras melewati perjalanan panjangnya selama duduk di bangku perguruan tinggi. Perjalanan panjang itu tidak boleh disia-siakan, karena kita harus bisa memanfaatkan segala hal yang baik untuk memberi hasil positif bagi diri kita sendiri. Akan lebih baik jika kita juga mampu memberikan dampak positif bagi orang lain.

      Bagi mahasiswa yang belum menemukan jati dirinya sebagai seorang mahasiswa, maka berusahalah untuk bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Semua itu akan berguna untuk kelangsungan perkuliahan dan mampu menjalin persahabatan antara sesame mahasiswa di kampus. Janganlah menjadi mahasiswa seperti batu yang terselip dalam pondasi, yang hanya bertahan pada satu tempat berdiam. Sama halnya dengan mahasiswa yang hanya duduk di bangku kuliah tanpa memberikan umpan balik dalam perkuliahan.

     Mungkin kita pernah mendengar istilah "mahasiswa kupu-kupu" yang artinya mahasiswa tersebut hanya datang untuk perkuliahan semata. Sementara untuk informasi lainnya yang ada di kampus tidak ia hiraukan jika tidak ada sangkut pautnya dengan mata kuliah. Sebaiknya, kita jangan mencontoh mahasiswa yang demikian. Hendaknya kita bisa menjadi mahasiswa sejati dan mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan kita dengan berorganisasi di kampus.




MENAKAR PENTINGNYA ORGANISASI MAHASISWA


     Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi Sedangkan organisasi mahasiswa yaitu organisasi yang berisikan mahasiswa1. Kemudian organisasi mahasiswa dibedakan menjadi 2 yaitu internal dan eksternal kampus. Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetatman, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

        Artinya dengan definisi tersebut kita memahami betapa besarnya tanggung jawab dari organisasi mahasiswa yang secara perlahan harus kita penuhi sebagai beban moral dalam memperjuangan apa yang digariskan para pendahulu republik Indonesia. Menjawab pertanyaan seberapa penting organisasi mahasiswa terdapat  berbagai metode. Dalam kesempatan ini penulis mencoba menggunakan 3 pisau analisa singkat, yang pertama secara yuridis, filosofis, dan terakhir sosiologis.

       Secara yuridis ( peraturan Perundang-undangan ) organisasi mahasiswa telah memiliki payung hukum yang menjamin keberadannya yaitu PP NO. 60 tahun 1999 tt Perguruan Tinggi yang kemudian secara teknis dilindungi Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia NOMOR 155 /U/1998. Banyak hal yang dijelaskan dalam peraturan tersebut baik kedudukun, fungsi, tanggung jawab, hingga mengenai persoalaan pendanaan yang dapat berasal dari kampus atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan. Hal ini berakibat bahwa secara konstitusional organisasi mahasiswa di akui dan memiliki hak-hak serta kewajiban yang melekat sesuai peraturan tersebut.

     

     Metode kedua yaitu pembedahan secara filosofis, persoalan fakta sejarah bahwa mahasiswa melalui organisasinya telah berkontribusi dalam pengawalan proses perubahan bangsa rasanya tak perlu banyak kita bahas. Penulis justru ingin mengemukakan apa yang dicetuskan oleh Paulo Freire (1921-1997) salah seorang tokoh pendidikan asal Amerika Latin. Paulo freire dalam konsepnya berusaha merubah sistem pendidikan gaya Bank yang banyak diterapkan di banyak negara maju (lebih lanjut silakan cari tt Pailo Freire) menuju sistem pembelajaran pemecahan masalah. Bahwa sistem pendidikan dimana pengajar lebih tau, pembelajaran hanya proses transfer ilmu dan pembelajaran teks book sangatlah tidak cocok dengan Negara-negara berkembang. Hal ini dikarenakan metode tersebut cenderung menciptakan pola pikir yang mekanis dan memposisikan diri menjadi tenaga kerja siap pakai. Seharusnya sistem pendidikan yang dibangun juga melibatkan peserta didik sebagai bagian pokok ( subjek pembelajaran ) yang memiliki peran yang sama dalam ruang pendidikan. Dan hal yang dibicarakan dalam kelas haruslah mengenai persoalan terdekat dari peserta didik. Dengan melihat hal tersebut jelaslah ormawa merupakan lingkungan yang sesuai menurut konsep poulo freire dimana kita belajar langsung mengenau tata kelola administrasi, manajemen organisasi, manajemen konflik, yang kemudian menciptakan mental dan jiwa organisasi yang kuat.


     Pisau analisa terakhir yaitu pembedahan secara sosiologis atau kemanfatan untuk masyarakat banyak. Menilik kembali pada landasan operasional Organisasi mahasiswa yaitu Tri Dharma perguruan tinggi dalam poin tiga kita temukan "pengabdian masyarakat", kemudian hal inilah yang menjadi ruh dalam proses penyusunan program-program kerja organisasi. Maka banyak kita temukan di berbagai organisasi yang memasukan program pengabdian masyarakat bahkan membentuk divisi khusus di dalamnya. Mungkin persoalannya kemudian seperti apa bentuk pengabdian tersebut apakah telah mencapai tahapan pemberdayaan berkelanjutan atau masih bersifat sporadik "datang -tinggal - kembali tahun depan".

Terlepas dari argumen apapun yang kita bangun mengenai pentingnya organisasi mahasiswa, rasanya kritik otokritik tetap perlu dilakukan guna mengukur tahapan kerja-kerja organisasi yang telah kita lakukan, seberapa besar manfaat yang telah kita lakukan bagi mahasiswa, kampus, bahkan Bangsa dan Negara. Seberapa sering kita turun dalam persoalan realitas kehidupan di sekitar kita, anak putus sekolah, penggusuran, teknologi pertanian, kurang gizi dan berbagai persoalan dekat lainnya. Atau mungkin kita masih masih berkutat pada konflik-konflik internal yang melelahkan belum juga melakukan komunikasi, kordinasi, bahkan konsolidasi.


Manfaat Berorganisasi Bagi Mahasiswa

Beberapa manfaat berorganisasi bagi mahasiswa, yaitu:

1.      Memperluas pergaulan

2.      Meningkatkan wawasan/pengetahuan

3.      Membentuk pola pikir yang lebih baik

4.      Menjadi kuat dalam menghadapi tekanan

5.      Meningkatkan kemampuan berkomunikasi

6.      Melatih leadership (kepemimpinan)

7.      Belajar mengatur waktu

8.      Memperluas jaringan (networking)

9.      Mengasah kemampuan social

10.  Ajang latihan dunia kerja yang sesungguhnya


Tips agar organisasi bermanfaat

Beberapa tips bisa Anda jadikan pegangan dalam memilih organisasi, agar organisasi itu sesuai dan bermanfaat bagi Anda, antara lain:

1.      Lihat visi dan misi organisasi itu

2.    Pelajari jenis kegiatan yang dilakukan. Apakah sesuai dengan minat, kemampuan dan waktu luang      Anda?

3.   Posisi apa saja yang ada dalam organisasi itu. Sesuaikan posisi yang Anda inginkan. Pelajari        kemungkinan Anda menduduki posisi itu.

4.      Setelah bergabung tunaikan hak dan kewajiban Anda dengan bersemangat. Coba paling tidak 3 bulan

5.      Jika selama 3 bulan Anda merasakan manfaatnya maka teruskan, dan jika tidak bermanfaat segeralah mundur dan cari organisasi lain yang lebih sesuai.